MEMBANGUN KARAKTER UNGGUL BAGI PELAJAR MELALUI MODERASI BERAGAMA

(Kamis, 25/9), Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik berkolaborasi dengan Kepala Sekolah dan Jajaran Tenaga Pendidik SMK PGRI 1 Ngawi melaksanakan kegiatan Sosialisasi Kerukunan Umat Beragama dengan tema Peningkatan Karakter Pelajar melalui Moderasi Beragama dengan jumlah peserta sebanyak delapan Guru dan 115 siswa-siswi.
Wahyu Sri Kuncoro, A.P., Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, memberikan penekanan bahwa pendidikan karakter memiliki peran yang sangat penting bagi anak-anak Generasi Z, mengingat mereka merupakan pemuda generasi penerus bangsa yang akan menjadi tulang punggung pembangunan. Pembangunan karakter menjadi salah satu kunci sukses bagi pemuda dalam meraih cita-citanya, yang pada gilirannya akan menjamin keberhasilan Bangsa Indonesia dalam mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045.

Acara dibuka oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Dwi Wijaksono, S.Pd. Beliau berpesan kepada para siswa-siswi agar mengikuti kegiatan sosialisasi dengan sungguh-sungguh serta mampu menyebarluaskan nilai-nilai KARAKTER UNGGUL yang akan disampaikan para Narasumber, untuk disebarluaskan di lingkungan sekolah maupun keluarga serta dalam pergaulan sehari hari.
Dalam kegiatan tersebut yang bertindak sebagai narasumber adalah Drs. H. Moh. Wahib, M.Pd. (Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Ngawi) dan H. Mudrik Al Farizi, S.Th.I., M.HI. (Akademisi Institut Agama Islam Ngawi).
Moh. Wahib memaparkan materi dengan tema “Penguatan Moderasi Beragama: Menuju Harmoni Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”, yang memuat hal-hal berikut ini:
- Salah satu cara negara dalam mengharmonisasikan agama adalah dengan memberikan kebebasan beragama dan memfasilitasi kehidupan beragama bagi setiap warga negara;
- Meskipun Indonesia memiliki beragam agama, namun dalam kehidupan bernegara kita harus tetap berpegang pada dasar negara, yaitu Pancasila serta semboyan Bhineka Tunggal Ika;
- Moderasi beragama bukan memoderasi ajaran agama, tetapi memoderasi pemahaman dan perilaku umat beragama dari sikap ekstrem;
- Indikator moderasi beragama yakni, komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan adaptif terhadap kebudayaan lokal;
- Penguatan moderasi beragama dapat dilaksanakan melalui kebijakan publik, lembaga pendidikan, tenaga pendidik, dan tugas bersama seluruh elemen masyarakat lainnya.
Mudrik Al Farizi memaparkan materi dengan tema “Moderasi Beragama: Mengembangkan Toleransi di Tengah Keberagaman”, yang memuat hal-hal berikut ini:
- Moderasi beragama bukan berarti memoderasi agama, melainkan memoderasi cara pandang kita dalam beragama;
- Indonesia merupakan negara yang bercirikan religiusitas, di mana nilai-nilai agama menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat, sekaligus memiliki pluralitas yang tercermin dalam keberagaman suku, budaya, dan agama;
- Jangan pernah menjadikan agama sebagai bahan ejekan atau olok-olok;
- Karakter tidak lahir secara instan, melainkan melalui proses pembiasaan sejak dini;
- Fokus belajar, jangan berpacaran di usia sekolah dan hindari pergaulan bebas.
Acara berjalan sangat menarik dan penuh antusias berkat peran dari moderator handal dari Life Inspiration Traning Center, Sdr. Eko Purnomo, S.Pd., M.Pd. Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan pemaparan materi, sesi diskusi, renungan kebangsaan dan ditutup dengan menyanyikan lagu Padamu Negeri. Sejak awal acara hingga penutupan kegiatan berjalan lancar, penuh semangat dari segenap peserta.
