PENGUATAN AKTUALISASI PEMBAURAN KEBANGSAAN

Kusumahadi Widjajanto, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dn Politik, berkenan membuka dan memberikan sambutan pada kegiatan sosialisasi dengan tema “Penguatan Aktualisasi Pembauran Kebangsaan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Lingkup Pemerintah Kabupaten Ngawi” (Kamis, 19/6). Kegiatan yang berlangsung di Command Center, Lantai 2 Sekretariat Daerah, dihadiri oleh Kasubag Umum perangkat daerah di wilayah Kabupaten Ngawi.

Mas Antok, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pendekatan dan pengenalan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) sebagai organisasi yang dibentuk sesuai dengan amanat peraturan perundangan. “FPK adalah mitra kita bersama, benar-benar organisasi yang dibentuk oleh pemerintah. Jadi jangan takut jika menerima undangan dari FPK”, tandasnya.
Dalam kegiatan tersebut bertindak sebagai narasumber adalah Dr. Arsad Ragandhi, S.I.P, M.Si dan Wurianto Saksomo, S.H., M.P.A. Gandhi menyampaikan bahasan antara lain sebagai berikut:
Indonesia merupakan bangsa yang multikultural dan multietnis karena terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa daerah, dan beragam adat istiadat. Oleh sebab itu, perlu untuk menumbuhkan wawasan kebangsaan kepada rakyat Indonesia agar dapat membangun kewaspadaan dini terhadap terjadinya ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan, Gangguan). ATHG tersebut adalah:
- Ancaman adalah segala bentuk tindakan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Contoh : OPM di Papua;
- Tantangan adalah hal-hal yang harus dihadapi untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing bangsa. Tantangan terbesar bangsa Indonesia adalah ketika masyarakatnya tidak mampu mempertahankan identitas, karakter, dan jati diri bangsa;
- Hambatan adalah faktor yang berasal dari dalam negeri yang menghambat upaya mewujudkan tujuan nasional. Contoh : masih banyak terjadinya tindak korupsi;
- Gangguan adalah peristiwa atau tindakan yang bersifat mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban. Contoh : maraknya berita hoax.
Sehingga untuk mencegah atau meminimalisasi terjadinya ATHG tersebut terhadap keutuhan NKRI, perlu ditanamkan rasa nasionalisme pada masyarakat untuk mempertahankan kebudayaan dan tradisi sebagai identitas dan nilai-nilai lokal. Peran ASN adalah sebagai influencer yang dapat memberikan pencerahan atau pemahaman pada masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan dengan menanamkan sikap gotong-royong, tolong-menolong, kekeluargaan, dan toleransi. Diharapkan rasa nasionalisme pada generasi sekarang dapat dibangkitkan kembali. sehingga dapat memajukan dan mempertahankan kesatuan bangsa di kancah global.
Adapun Wurianto memaparkan materi dengan tema “Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Penguatan Pembauran Kebangsaan bagi Aparatur Sipil Negara”, yang antara lain memuat hal-hal berikut ini:
- Manfaat teknologi bagi ASN di antaranya adalah sebagai alat komunikasi, informasi, dan hiburan. Contohnya adalah koordinasi mengenai pekerjaan melalui aplikasi Whatsapp dan urusan surat menyurat menggunakan aplikasi SRIKANDI;
- Teknologi diibaratkan seperti pisau bermata dua, karena dapat memberikan kemudahan dalam mengakses informasi sekaligus memberikan kemudahan untuk melakukan kejahatan cyber di dunia maya. Kemajuan teknologi tersebut juga dapat berpengaruh negatif pada ideologi bangsa, contohnya banyak muncul berita hoax;
Di era digital ini, 3,2 juta penduduk Indonesia terseret kasus judi online. Peran ASN disini untuk memberikan edukasi digital dan meluruskan berita hoax baik di lingkungan sekitar maupun di media sosial. ASN juga harus mampu memanfaatkan teknologi untuk menghadirkan layanan publik yang akuntabel, transparan, responsif, dan adil.
